Tahapan perkembangan pancasila sebagai ideologi
Soerjono
soekamto (1991) berpendapat bahwa kesadaran masyarakat terhadap ideologinya
berjalan bertahap dalam intensitasnya, tergantung bagaimana masyarakat
mempersiapkan ideologinya ke periode berikutnya.
1. Pancasila
sebagai ideologi persatuan
Ideologi berfungsi mempersatukan
rakyat majemuk menjadi bangsa yang berkepribadian dan percaya pada diri
sendiri.
Masyarakat Indonesia
bersifat majemuk, yakni terdiri dari multi etnis, multi religius, multi
ideologis. Kemajemukan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat dapat
memperkaya khasanah budaya untuk membangun bangsa yang kuat, dapat juga
memperlemah kekuatan bangsa dengan adanya percecokan, perselisihan dan berbagai
konflik.
Pancasila menjadi faktor
integratif bagi bangsa Indonesia yang heterogen
2. Pancasila
sebagai ideologi pembangunan
Pancasila memberikan
legitimasi kekuasaan untuk pembangunan nasional. Timbul kesadaran masyarakat
bahwa perekonomian perlu ditangani segera dengan memerangi kemiskinan yang
menjadi penderitaan rakyat. Namun, pembangunan ekonomi membutuhkan stabilitas
politik dan pemuluhan keamanan.
Legitimasi kekuasaan
memberikan kewenangan untuk mengambil langkah dan kebijaksanaan dalam
mewujudkan cita-cita dan mencapai tujuan.
Pancasila mampu memberikan
orientasi dalam pembangunanm wawasan kedepan dengan konsep dari nilai dasar
pancasila.
3. Pancasila
sebagai ideologi terbuka
Pancasila menjabarkan
nilai-nilai dasar melalui interpretasi dan reinterpretasi yang kritis sehingga
pancasila menjadi ideologi yang dinamis.
Ideologi terbuka
terbentuk atas kesepakatan masyarakat, sedang ideologi tertutup memutlakkan
pandangan secara totaliter.
Menurut Fans Magnis S
(1995), ideologi dikatakan sebagai ideologi terbuka jika :
a. Nilai
dan cita-cita bersumber dari kekayaan budaya masyarakat sendiri
Ideologi bukan dari paksaan dari luar namun, digali
dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakatnya. Bukan juga
dari Negara, sekelompok orang, melainkan berdasar atas konsensus masyarakat dan
menjadi milik masyarakat.
b. Isinya
tidak langsung operasional
Nilai ideologi terbuka tidak dapat langsung
dioperasionalkan dalam masyarakat dalam setiap waktu dan tempat tertentu.
Masyarakat menggali kembali nilai falsafah dalam ideologi dan mencari implikasinya
bagi situasi sendiri.
Sehingga
mengandung arti terbuka terhadap pemikiran dan perkembangan baru
dimasyarakatnya.
Pancasila mengandung 3 dimensi yaitu :
a. Dimensi
realitas
Nilai ideologi bersumber dari nilai yang riil hidup
dimasyarakat Indonesia yang telah dijalankan, diamalkkan, dan dihayati sebagai
nilai dasar bersama. Kelima dasar ditemukan dalam suasana dan pengalaman
kehidupan masyarakat yang bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan, kebersamaan.
b. Dimensi
idealitas
Ideologi mengandung cita-cita yang ingin dicapai
dalam berbagai kehidupan. Ideologi tidak sekadar menggambarkan hakikat manusia
namun ,beri gambaran ideal masyarakat dan memberi arah pedoman yang ingin
dituju masyarakat.
Juga bersifat futuristik yang member gambaran masa
depan.
c. Dimensi fleksibilitas
Ideologi memiliki keluwesan yang memungkinkan dan
merangsang pengembangan pemikiran baru yang relevan tanpa menghilangkan hakikat
yang terkandung dalam nilai dasarnya.
Nilai dasar pancasila adalah fleksibel karena dapat
dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan
perubahan
Faktor
pendorong untuk mengkaji pancasila sebagai idologi terbuka :
a. Dalam
melaksanakan pembangunan, banyak masalah yang timbul dan jawabannya tidak
diperoleh dari pemikiran ideologi sebelumnya.
b. Pengertian
ideologi terbuka adalah ideologi yang berinteraksi secara dinamis dengan
perkembangan lingkungan sekitarnya
c. Pada
masa komunisme ideologinya tertutup, pancasila menjadi merosot perannya.
Pancasila digunakan sebagai senjata untuk menyerang lawan-lawan polotik,
perbedaan pendapat yang perlu dikoreksi.
d. Tekad
untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara sekaligis ideologi nasional
dalam bernegara dan dilaksanakan secara konsisten.
0 komentar:
Posting Komentar